Halaman

Jumat, 26 Juli 2013

Euforia Romadhon



Romadhon memasuki 10 hari yang kedua, kalau menurut hadits sekarang itu masuk periode yg namanya periode ampunan. Siapa yg beribadah dengan sungguh-sungguh di 10 hari kedua, memanfaatkan semua waktunya untuk ibadah (belajar dan bekerja juga bisa diniatkan ibadah lho), tidak ada waktu yang terbuang sia-sia di bulan romadhon ini maka baginya Alloh akan memberikan ampunan atas dosa yang telah lalu, mantep kan?

Dari Abu Hurairah r.a,  Rosululloh SAW bersabda: “Awal bulan Romadhon adalah Rohmah, pertengahannya Maghfiroh(ampunan) dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)”

Kalau dilihat di awal romadhon memang banyak umat muslim antusias menyambutnya, jama’ah isya pada malam pertama bulan romadhon pasti membludak, masjid yang tadinya sepi mendadak ramai bahkan banyak yang tidak mampu menampung semua jama’ah, musti pake ekstensi sampai ke halaman masjid. Yang tadinya gengsi dan males sholat jama’ah di masjid mendadak menjadi PD dan semangat buat ke masjid, ya inilah hikmah bulan romadhon.


Tapi mari kita lihat, lambat laun jumlah jama’ah makin sedikit, padahal jumlah pahala dan keistimewaan semakin besar menjelang akhir ramadhan. Kalau kata kyai ane begini:

“10 hari pertama masjid ramai, 10 hari kedua mall ramai, 10 hari ketiga pegadaian yang ramai..”

Ya slalu begitu setiap tahunnya, 10 hari pertama kita masih antusias beribadah di bulan romadhon, 10 hari kedua kita mulai mikirin idul fitri, mudik, dan lain-lain, 10 hari ketiga udah lupa deh tu ibadahnya, pusing mikirin nyaipain kue dan keperluan menyambut idul fitri lainnya. Seolah apa yang nampak di awal romadhon itu euphoria belaka, cuma shocking therapy sesaat.

Ya mungkin inilah makna romadhon sebagai sebuah perang besar, perang besar melawan hawa nafsu, sebuah pertandingan akbar yang hanya menghasilkan muslim-muslim yang berkualitas yang nantinya menjadi pemenang.

Nah ente pengin jadi pemenang, pecundang, apa sekedar ikut meramaikan?

Sebenernya semua bisa jadi pemenang, syaratnya cuma satu: istiqomah sampai akhir romadhon, bukan cuma euphoria di awal saja. Jadikan bulan ini sebagai ajang untuk menempa dan memperbaiki kualitas diri. Nah ‘memperbaiki diri’ tuh catet, kembali lagi orang yang baik akan dipasangkan dengan orang yang baik pula (eh.. kenapa mbahas soal jodoh lagi sih). Intinya gitu sih, harapannya selepas romadhon kita bisa menjadi pribadi yang lebih berkualitas dari segi ibadah dan manajemen emosi. Semoga kita termasuk orang-orang yang dijanjikan dalam Surat Al-Baqoroh ayat 183, yaitu menjadi orang-orang yang bertakwa, amiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar