Halaman

Senin, 30 Juni 2014

Wahai ramadhan, benarkah kami merindukanmu??



Menjelang engkau datang semua antusias dan berlomba menulis status di akun facebook dan twitter-nya “aku merindukanmu ramadhan..”

Semua membicarakanmu,

Semua menyanjungmu, memujimu, layaknya kekasih yang begitu dicinta yang lama tlah tak bersua,
Semua mengucapkan selamat, semua mengutarakan niat,

Di hari pertama engkau datang, masjid mendadak penuh sesak, entah ini benar-benar rasa sayang atau hanya tradisi dari nenek moyang.

Jika benar kami merindukanmu, seharusnya kami berlomba-lomba bangun di sepertiga malam sebagai keutamaan kedatanganmu. Namun nyatanya kami lebih nyaman terbuai dalam bunga tidur pada setiap malam-malammu. Kewajiban kami laksanakan, hanya sebatas menggugurkannya, sementara yang sunnah jarang sekali kami mau menunaikannya.

Jika benar kami merindukanmu, seharusnya tidak ada lagi kata yang saling menyakiti, saling mengungkap aib saudara sendiri, saling menggunjing, memfitnah, mengumbar dusta dan canda yang sia-sia.

Jika benar kami merindukanmu, seharusnya kami tak enggan mengorbankan sebagian harta dalam waktumu. Namun nyatanya kami lebih memikirkan diri kami sendiri daripada memikirkanmu. Kami lebih memikirkan menu berbuka puasa nanti daripada memikirkan sudah banyakkah amal kami hari ini.

Jika benar kami merindukanmu, seharusnya sesibuk apapun kami pasti lantunan ayat suci akan berkumandang mengisi hari-hari. Namun nyatanya kami lebih mencintai social media daripada ayat-ayat suci yang turun dari Illahi.

Jika benar kami merindukanmu, seharusnya kami semua memperbaiki diri, berpegang pada syariat, menutup aurat, dan menjaga syahwat. Namun nyatanya kami masih saja mengumbar maksiat, tanpa kami sadari, karena jalan yang telah sesat.

Wahai ramadhan, benarkah kami merindukanmu?

Bukankah hakikat dari rindu adalah mencurahkan segala perhatian pada yang dirindukan? berjuang untuk yang dirindukan? berkorban untuk yang dirindukan?

Ya Alloh ya Tuhan kami, berilah hidayah pada hambu-Mu ini, tumbuhkan kecintaan kepada-Mu, agama-Mu, Rosul-Mu, dan ramadhan-Mu yang mulia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar