Beberapa waktu yang lalu ane ngobrol sama seorang kakek
pembuat cikrak/pengki dari bambu di daerah ane. Beliau biasa terima pesanan dari Dinas Pekerjaan
Umum (PU) setempat. Beliau cerita suatu hari ada pejabat Dinas PU yang datang
untuk melunasi pembayaran pesanan. Terjadilah obrolan antara kakek dan pejabat
itu.
Pejabat: “Mbah, kok anaknya pada nurut-nurut? Tidak seperti
anak-anak saya yang susah diatur dan bisanya menghabiskan harta orang tua..
dikasih makan apa to mbah anak-anaknya?”
Dengan enteng kakek menjawab,
“Saya kasih makan kangkung Pak, tapi kangkungnya kangkung
bersih..” (bersih maksudnya halal)
Seketika itu pejabat itu terdiam, mungkin dia merasa selama
ini memberi makan keluarganya dengan harta haram, wallohu’alam.
Rosululloh pernah menceritakan tentang seorang pria yang
rajin berdoa, tapi makanan dan minuman serta pakaian yang ia gunakan dari harta
haram, mana mungkin do’anya dikabulkan.
“4 hal yang bila ada dalam dirimu maka setelah engkau
meninggalkan dunia tidak ada bahaya dalam dirimu, yakni: menjaga amanah,
berkata benar, akhlak baik, dan menjaga rusan makanan” (HR. Ahmad)
“Sungguh hamba yang memasukkan 1 suapan barang haram ke
perutnya maka amal baiknya tidak diterima selama 40 hari. Dan dimana seorang
hamba yang dagingnya tumbuh dari barang haram, neraka adalah tempat yang layak
baginya” (Imam Tabrani).
“Barang siapa yang membeli pakain dengan harga 10 dirham dan
dalam dirham itu ada barang haram maka Alloh tidak akan menerima sholatnya
selagi pakaian itu masih dipakai” (HR. Ibnu Umar-Ahmad).
Jadi kesimpulannya sebuah barang/harta haram akan membawa
dampak yang besar dalam kehidupan kita. Susah di dunia, sengsara di akhirat.
Sekarang mari introspeksi dan memperbaiki diri. Untuk apa hidup di dunia
bergelimang harta (haram) tapi itu hanya sementara. Carilah rejeki yang halal,
jangan sampai berefek buruk bagi anak-istri kita karena kita beri makan harta
yang haram.
Sekian hikmah silaturrahmi kali ini, banyak silaturrahmi
banyak rejeki.. insyaAlloh :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar