Wahai yang tertulis di Lauh Mahfuz sebagai jodoku..
Kamu dimana ya sekarang? Sedang apa?
Maaf aku sudah berusaha mencarimu, tapi memang waktu
pertemuan kita masih belum tiba
Semoga lekas aku bisa menjumpaimu, kemudian menghalalkanmu
sebagai pendamping dan ibu bagi anak-anakku
Wahai yang tertulis di Lauh Mahfuz sebagai jodoku..
Tahukah kamu, semakin hari rasa rinduku padamu semakin
menggebu
Menggebu untuk segera menyempurnakan separuh agamaku
Menggebu untuk menggenapkan tulang rusukku
Apakah kau merasakan hal yang sama?
Kata orang, menikah itu luar biasa enaknya..
Karena iu aku ingin membuktikannya
Dan aku percaya, engkau sudah dipersiapkan oleh Alloh
sebagai pendampingku
Maka tunggulah kedatanganku,
Jangan main-main sama yang lain ya..
Aku tak rela..
Jangan coba-coba pacaran,
Aku tak mau jika istriku kelak bersatus ‘mantan’
Karena aku pernah mendengar seorang berkata ‘mantan’ adalah
jodoh orang lain yang sempat kita ‘cicipi’
Sungguh aku tidak rela engkau direndahkan dengan status
pacaran
Maka dari itu wahai yang tertulis di Lauh Mahfuz sebagai
jodoku..
Jaga baik-baik kehormatanmu,
Sampai saatnya nanti aku menjemputmu
Dengan mas kawin yang engkau tentukan untuk menghalalkanmu
dalam kehidupanku
Jodohku…. Tunggu aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar