GALAU, entah sejak kapan kata tersebut lahir, yang jelas
waktu saya mengalami yang namanya cinta monyet dulu jelas kata itu belum
popular seperti sekarang. Secara epistemologis kata tersebut merujuk pada
sebuah keadaan dimana wajah kita tampak lesu, tidak bersemangat, suasana hati
tidak enak, dan pada tahap awal infeksinya akan mereduksi tingkat keceriaan
serta mood seseorang. Kemudian pada kasus yang sudah sampai infeksi stadium
akhir bisa membuat orang yang terinfeksi kehilangan semangat hidup, nah lho..
bisa dikatakan jika GALAU adalah faktor penyumbang terbesar dari kasus bunuh
diri di dunia. Penyakit ini tidak merusak kekebalan tubuh seperti HIV, tetapi
lebih mematikan karena merusak kekebalan iman.
GALAU ini bisa menjangkiti siapa saja, apapun gendernya,
apapun sukunya, berapun usianya, dari yang miskin sampai yang kaya, dari yang
jomblo sampai yang istrinya tiga, semua bisa terjangkiti penyakit ini. Jika
dilakukan penelitian epidemiologi dengan menggunakan cross sectional study mengenai perbandingan penderita GALAU
berdasarkan karakteristik responden yang saya sebutkan sebelumnya, pasti
prosentase terbesar ada pada kategori remaja. Namun jika kita telaah lebih dalam
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan partisipatif akan diketahui
bahwa GALAU bisa menjangkiti siapa saja dengan propbabilitas yang sama. Artinya
GALAU itu tidak pilih kasih, siapapun yang daya tahan imannya sedang turun akan
didatanginya.
Eh serius amat si bacanya, yang nulis aja gak pernah bisa
serius kok kalau menjalin hubungan, eeeh… hubungan listrik maksudnya, saya kan
bukan anak elektro :p
Tapi memang galau ini begitu meresahkan, hanya karena GALAU
seseorang bisa lupa tidur, lupa makan, dan yang paling parah bisa lupa ibadah,
dunia akhirat tuh bahayanya. Meskipun banyak hal yang dapat memicu GALAU akut
seperti cinta, karir, pendidikan, keluarga, dan lain-lain, sebenarnya muara
dari galau kan bukan dari fisik atau jasmani melainkan dari rohani seseorang.
Jadi hanya satu obatnya, yaitu mendekatkan diri sama Gusti Alloh.
Alloh itu Maha Kuasa kang mas, mbakyu.. jika DIA berkehendak
maka DIA bisa mencabut ketenteraman hati dari siapa saja. Entah dia orang kaya,
entah dia orang paling tampan di dunia kalau Alloh menghendaki ketenteraman
hati dicabut darinya maka GALAU-lah dia. Kun fayakuun... jadi apa? prok..
prok.. prok.. jadi GALAU!! Begitu juga sebaliknya, dengan sekejap DIA bisa
menghilangkan kegalauan di hati kita.
“ngomong mah gampang, nglakuinnya yang sulit”, celoteh si
Otong.
“gampang aja Tong, kalau lagi GALAU langsung ambil air wudhu,
terus baca Qur'an. Malemnya bangun buat sholat malem, atau pas kebetulan gak
bisa tidur karena GALAU, sholat sunnah aja, terus minta sama Gusti Alloh biar
diilangin resah hatinya, GALAU hilang PAHALA datang”.
Orang jatuh itu biasa, terlalu lama berbaring itu yang aneh
(kata Pak Mario). Inget gak waktu dulu kita belajar naik sepeda? Pertama jatuh
langsung bangun lagi, latihan lagi. Kadang nangis, karena jatuh itu memang
sakit, tapi kadang juga tertawa, karena jatuh itu juga lucu. Begitu juga saat
kita GALAU, jangan terlalu lama larut dalam kegalauan, langsung bangun! ambil
air wudhu, sholat, ambil Qur'an, dibaca, terus puter mp3 lagunya wali (nenekku pahlawanku):
“ku tak kan menangisimu.. huhuhu.. ku masih bisa tertawa..
hahaha”.
Beres dah, praktekin!
Ingin mendengar kisah-kisah GALAU yang inspiratif? Coba
kunjungi web site ini: http://tausyiahmp3.blogspot.com
Semoga bermanfaat, sampai bertemu di kajian GALAU selanjutnya
:)
Suatu ketika Ibnu Mas'ud ra, sahabat Rasul didatangi seseorang, dia berkata: “Wahai Ibnu Mas'ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang dilanda cemas dan gelisah. Aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan pikiranku kusut, makan tak enak tidurpun tak nyenyak.”
“Kalau penyakit itu yang menimpamu, bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat,“ jawab Ibnu Mas'ud. “Bawalah hatimu ke tempat orang yang membaca Al-Qur'an lalu bacalah Al-Qur'an atau dengarkanlah bacaan orang tadi. Atau pergilah ke forum-forum pengajian yang mengingatkan hatimu kepada Allah. Atau carilah waktu dan tempat yang sunyi, lalu hadapkanlah hatimu ke hadirat Allah dengan menyembah-Nya, misalnya, ketika orang sedang tidur nyenyak, bangunlah engkau untuk mendirikan shalat malam dan bermunajatlah. Mohonlah kenenangan jiwa, ketentraman bathin dan kejernihan pikiran serta kemurnian hati kepada Allah SWT.”
Idzin share ya Uge di twitter&fb. Heheh. Syukron.
BalasHapussilahkan akhi, semoga banyak jama'ah galau yg terinspirasi :)
Hapus