Akhir-akhir ini ramai pada ngomongin Bupati Garut ya,
terutama rakyatnya. Kalau ngrasani sebenernya dosa, tapi ada pengecualian kalau
ngrasani pemimpin yang dzolim. Lalu apakah beliau yang terhormat Pak Aceng
Fikri (Bupati garut :red) adalah pemimpin yang dzolim? Wallohu’alam.. yang
jelas dari reputasi tindak-tanduknya yang beredar ya mungkin begitulah adanya
(ente simpulin sendiri aja).
Ane ambil resiko deh, ane anggap beliau ini dzolim, jane ane
berhak ngrasani beliau (maaf ya pak, ane bermaksud memberi saran dan kritik
yang membangn kok). Tapi tenang aja, bukan cuma Bapak yang ane kritik, keluarga
mantan istri muda Bapak juga tidak lepas dari kritik saya J
Ok, seperti kita ketahui dari berita di berbagai media bahwa
Pak Aceng Fikri ini menikahi Fanny
Oktara, ABG berusia 18 tahun (baru lulus SMA) secara siri. Namanya juga siri ya
pernikahannya dilakukan diam-diam. Gak tahu deh tuh istri pertama tahu apa
enggak (kalau kata Pak Aceng sih tahu), tapi memang tidak ada beban fisih sih,
lelaki boleh menikah lagi dengan wanita lain tanpa ijin istri pertama kok.
Tanpa disangka oleh Fanny dan keluarga 4 hari setelah menikah Pak Aceng
menceraikan Fanny melalui sms. Jedeeerrrr… bagai petir di panas terik, Fanny
shock berat, dan akhirnya berita ini sampai ke telinga publik.
Alasan Pak Aceng menceraikan fanny adalah:
“Fanny sudah tidak perawan saat menikah.”
Alasannya gak masuk akal banget, bahkan sangat merendahkan
pihak Fanny. Dari mana beliau tahu kalau Fanny udah gak perawan? Apa karena
selaput dara udah sobek? apa karena tidak keluar darah pada malam pertama? Heuw gak pernah baca tentang mitos keperawanan kayaknya ya Pak,
keperawanan itu sebenarnya tidak bisa diketahui secara pasti sama seperti
keperjakaan. Selaput dara itu cuma salah satu indikator, tapi bukan sesuatu
yang mutlak. Baca
artikel ini.
“Saya diguna-guna”
Ini alasan lebih gak masuk akal lagi. Ngapain pakai
diguna-guna? Fanny-nya cantik gitu kok #ehh.. laki-laki normal juga suka gak
usah pakai guna-guna. Lagian kalau iman ente kuat juga gak pakal mempan misal ada
yang mau guna-gunain ente. Jadi kesimpulannya?? (silahkan simpulkan sendiri..
heheh)
Itu tadi beberapa pembelaan dari Pak Aceng Fikri, memang sih
menceraikan istri itu hak seorang suami, tapi hendaknya pakai alasan yang syar’i.
Misal, istrinya murtad, atau istrinya selingkuh, silahkan ceraikan. Tapi kalau
tidak ada alasan yang syar’i Islam-pun tidak memperbolehkan kaum wanita (istri)
teraniaya.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)”
Pak Aceng Fikri, sesuai nama Anda ‘Fikri” seharusnya Anda
adalah golongan kaum yang berfikir. Saya yakin di awal pernikahan, Anda pasti kasih dan sayang pada istri Anda. Mungkin Pak Aceng punya alasan kuat, entah
apa itu, tapi hendaknya sebagai pemimpin, pejabat publik, seharusnya Anda bisa menjadi tauladan yang baik untuk
rakyatnya. Pantaslah rakyat Garut melakukan protes besar-besaran dan menuntut
Anda turun dari jabatan. (Kalau pejabat di luar negeri pasti udah ngundurin
diri tuh, maluuu, heheheh)